Sabtu, 25 Februari 2012

YK PGI Cikini Peduli Masyarakat Sehat


Rumah Sakit PGI Cikini hanyalah sebagian dari pelayanan Yayasan Kesehatan PGI Cikini (YK PGI Cikini). Mungkin karena secara fisik yang terlihat dari luar hanyalah Rumah Sakit saja. Namun sebetulnya selain RS masih ada beberapa bidang lain yang dibawahi setidaknya ada empat direktorat. Di tengah rintiknya hujan Jakarta, sore itu, Yusuf dari GAHARU menemui Amir L Sirait MBA, Sekretaris Umum YK PGI Cikini. Dulu bernama Yayasan Rumah Sakit Dewan Gereja Indonesia (DGI) ‘Tjikini’ lalu berubah kembali namanya menjadi Yayasan Rumah Sakit PGI ‘Tjikini’ ini. Sosoknya pria berdarah Batak yang selalu tampil energik menjelaskan panjang lebar kiprah YK PGI Cikini. Anggapan banyak orang yang menyangka bahwa YK PGI Cikini hanya mengurusi rumah sakit saja tidak ditampik Amir.
            "Memang kalau dilihat dari sejarahnya RS ada lebih dulu," ungkapnya. Setelah pihak rumah sakit diakones Belanda menyerahkan RS itu ke DGI sekarang PGI, DGI berusaha agar RS mempunyai status yang jelas. Untuk  maksud itu diserahkan SK No 297/M/P/60 tertanggal 27 Juli dan memberi kuasa kepada Mr G. Silitonga (sekretaris I), Dr. F. Patiasina (sekretaris II) dan Mr. D Tahitoe (Bendahara) bertindak atas nama DGI “Tjikini” berhubungan dengan notaris untuk mendirikan suatu Yayasan yang memberi status hukum kepasa RS DGI “Tjikini”. Dengan akte Notaris Eliza Pondaag No 97 tertanggal 24 September 1960 didirikanlah Yayasan RS DGI “Tjikini” yang diumumkan dalam tambahan berita negara RI tanggal 24 Januari 1962.
Perubahan nama dari DGI menjadi PGI dalam SR PGI X tahun 1984 di Ambon dengan demikian nama yayasan pun mengalami perubahan pula menjadi yayasan Kesehatan PGI Cikini (YK PGI) Cikini. Dalam perjalanan yang panjang pihak Yayasan terus mengalami penyempurnaan termasuk penyesuaian dengan undang-undang Yayasan terbaru. Dengan memenuhi persyaratan organ-organ yayasan. Seperti adanya pembina, pengurus, pengawas dan juga pelaksana.
Sekarang ini, YK PGI Cikini  membawahi empat direktorat, pertama Rumah sakit PGI Cikini itu sendiri. Kedua direktorat pelayanan Kesehatan Masyarakat (Kesmas) RS PGI Cikini. Ketiga direktorat membawahi Akademi Perawatan RS PGI Cikini (Akper RS PGI Cikini). Kempat direktorat Pembinaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia RS PGI Cikini ( PPSDM RS PGI Cikini). Masih ada satu lagi lembaga yang kedudukkannya hampir setara dengan direktorat yang Komisi Sosiomedik. Fungsinya mengkaji tentang seberapa lama pasien yang mendapat bantuan pengobatan dan perawatan. Komisi Sosiomedik ini tugasnya mencarikan donatur bagi pasien yang tidak mampu. "Semua direktorat dibawah YK PGI Cikini semua muaranya bidang kesehatan," jelas mantan ketua GAMKI ini.  
Dari empat direktorat tersebut Yayasan Kesehatan PGI Cikini menjadi yang terbesar karena mampu mempekerjakan seribuan orang. Tentu ini sebuah prestasi yang tidak main-main bagaimana mengurusi seribu orang karyawan dan pegawai. Namun demikian Amir mengatakan sampai saat ini keuangan YK PGI selalu eksis dan tak pernah mengalami defisit. Bahkan ketika krisis moneter 1998 itu dimana banyak rumah sakit yang krisis mengalami minus keuangan. "RS PGI mengalami surplus lho waktu itu," saksi jemaat di HKBP Sudirman itu.
Melihat kontribusi yang besar dari YK PGI Cikini ini tentu untuk tetap menjaganya stabil bukan perkara yang mudah. Namun kerja keras semua pihak yang selaras  dengan tujuan YK PGI  melayani kesehatan yang memuliakan Allah, maka semua stake holder bersepakat ingin membuat masyarakat hidup sehat. Dengan demikian  kehadiran YK PGI bisa dirasakan oleh masyarakat bukan saja umat di naungan gereja-gereja PGI tetapi masyarakat secara menyeluruh. "Semua bisa berobat ke sini  tidak hanya jemaat gereja yang tergabung PGI," tegas Amir L Sirait yang baru saja meluncurkan buku.  

0 komentar:

Posting Komentar