Sabtu, 25 Februari 2012

Merokok / Dagang Rokok

Pak pendeta saya semula agen rokok, setelah saya bertobat dan lahir baru, saya menganggap merokok itu merusak bait Allah pada tubuh manusia, lalu dagang rokok tsb saya berikan kepada saudara saya, kini saya dagang lain tapi untungnya lebih sedikit. Teman saya menganggap saya salah bersikap, karena berdagang ya berdagang asal jujur. Mohon pendapatnya pak. Terima kasih.
Dari: Markus di Jakarta

Markus yang dikasihi Tuhan Yesus. “Bisnis adalah bisnis” kata Richard de George. Prinsipnya bagaimana mencari untung sebesarnya. Baginya bisnis tidak bisa “dikaitkan” dengan etika atau agama, sebab hal itu akan merugikan dalam persaingan dagang. Memang “Jalan orang fasik (pendosa) itu seperti kegelapan” (Ams.4:19). Malah ada yang bilang “urusan Tuhan adalah hanya hari Minggu saja”, diluar itu bebas mengumbar keserakahan demi kenikmatan hidup di dunia ini. Tapi ingatlah, “Orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya” (Yak.1:12).

Pengaruh Merokok
Jo Califano mengatakan “Merokok adalah pembunuhan diri secara bertahap”. Secara medis pada poster di sebuah rumah sakit tertera, bahwa setiap kali hisapan rokok berisi 4000 zat kimia yang “merusak” organ tubuh. Demikian juga iklan-iklan rokok di tepi jalan raya, selalu dicantumkan “bahayanya” merokok seperti sakit kanker, paru-paru, jantung, impotensi, merusak janin saat hamil, dan lainnya. Berarti itu peringatan resmi dan serius. Namun banyak orang tetap merokok dan “mengabaikan” peringatan tsb, mereka “bebal” atau keras kepala. Sebab itu firman Allah tertulis, “Orang bebal tidak suka kepada pengertian” (Ams.18:2).

Merokok menimbulkan sikap “kecanduan”, yang selanjutnya terus ingin merokok dan sulit untuk melepaskan diri. Berarti ia “diperbudak” oleh rokok dan itu adalah dosa (Rm.6:6). Merokok adalah “keinginan daging”. Jika seseorang hidupnya menurut daging, ia akan “mati” (Rm.8:13). Merokok adalah “penghamburan” uang, yang seharusnya bisa untuk “jajan” anaknya yang berguna menambah gizi. Disamping itu, saat merokok juga “mengganggu” kesehatan orang di sekitarnya.

Hindari Merokok
Perokok adalah perbuatan yang “merusak” bait Allah, karena tubuh manusia adalah bait Allah (I Kor.3:16,17). Merusak bait Allah adalah dosa. Bagi orang percaya pada Yesus dan telah lahir baru, maka Roh Kudus hadir dalam hidupnya. Sebab tubuhmu bukan milikmu sendiri (I.Kor.6:19). Berarti tubuh Anda wajib dijaga dengan baik! Paulus menegaskan, “Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya” (Gal.5:24). Karena itu: “Muliakanlah Allah dengan tubuhmu! (I.Kor.6:20). Intropeksilah ... 

“Kasihilah sesama seperti dirimu sendiri” (Mat.22:39). Jika dirimu tidak mau menderita sakit seperti akibat merokok, maka jangan biarkan orang lain mengalaminya. Firman Tuhan, “ Jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa” (Yak.4:17). Memang disisi lain ada orang yang menganggap merokok itu bernilai positif, seperti menghilangkan stres, lebih nampak maskulin, dan memperlancar pergaulan – itu hanya kenikmatan semu dari “perasaan” saja sebab sudah kecanduan. Tapi ingat, Allah memberi kemampuan pada manusia untuk “berpikir” dan mempertimbangkan, cobalah bersikap “rasional” terhadap soal merokok. “Siapa berlaku bijak akan selamat” (Ams.28:26)

Dagang Mencari Laba
Markus yang dikasihi Tuhan Yesus. Bisnis bagi umat Kristen dasarnya adalah “kejujuran”, dan tidak merugikan orang lain atau konsumen (Gal.6:10). Kalau menjual rokok jelas itu membawa “keburukan” bagi kesehatan pembelinya. Namun ada pendapat lain, bahwa berdagang apa saja boleh yang penting jujur, maka dagang rokok bisa “dipilihnya” sebab menguntungkan - baginya keputusan merokok adalah pihak pembelinya, bukan salah penjualnya. Tetapi janganlah “berkompromi” dengan “perusak” kesehatan! (Rm.14:13). Sebaiknya berdagang rokok itu “dihindari” saja, dan cobalah berganti barang dagangan lainnya, seperti yang dilakukan oleh Markus

Selama ini pecandu rokok sudah “mengasihi” rokok, kini saatnya “membenci” rokok (Pengk.3:8). Memang berdagang motivasinya mencari untung. Namun berdaganglah yang membawa “kebaikan”. Paulus mengatakan, “Cinta uang adalah akar dari segala kejahatan. Karena memburu uang bisa berakibat seseorang menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya” (I.Tim.6:10). Ingat, uang hanyalah “sarana” untuk kelanjutan hidup, bukan tujuan hidup. Tujuan hidup adalah hidup yang “berkenan” pada Allah Sang Pencipta, maka kelak akan “bersama” dengan Tuhan Yesus hidup di Kerajaan Sorga. Renungkanlah ... !

2 komentar:

Posting Komentar